Artikel
Keyakinan spiritual [keimanan dan ketaqwaan] sebagai kekuatan lain mempertahankan indepedensi auditor studi kasus pada auditor Muslim :
Banyaknya tuntunan kepada auditor untuk lebih meningkatkan mutu auditnya akhir-akhir ini, tidak terlepas dari perilaku auditor yang kurang etis dan tidak independen. Faktor keyakinan spiritual [agama] mempengaruhi perilaku etik seseorang bisa diterima semua pihak [weaver dan agle, 2002]. Namun untuk membuktikannya, penelitian mencoba untuk memberi gambaran bagaimana keyakinan spiritual seorang auditor mampu mempengaruhi perilaku mereka untuk bertindak etis, jujur dan independen. Dengan konsep ESQ [Emotional Spiritual Quitient] berdasar pada Rukun Iman dan Islam yang digagas oleh Ary Ginanjar Agustian [Agustian, 2001], Penelitian ini bertujuan untuk melihat pembentukan karakter seorang auditor. Dengan berkumpul dan bekerja sama, serta dialog dengan mereka [auditor], diperoleh hasil ; bahwa tingkat keyakinan spiritual [keimanan dan ketaqwaan] seorang auditor mampu menahan perilaku tidak etis meskipun perilaku kurang etis dan tidak independen tersebut sudah merupakan kebiasaan........yo.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain