Skripsi
Konstruksi Identitas Dalam Komunikasi Antarbudaya
Terdapat dua persoalan yang hendak dikaji dalam skripsi ini, yaitu: 1). Bagaimana konstruksi identitas Budha dalam komunikasi antarbudaya pada masyarakat Trowulan, 2). Bagaimana strategi masyarakat Budha mengkonstruksi identitasnya di Trowulan.rnUntuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakan metode penelitian yang bersifat Kualitatif- Deskriptif dengan melakukan menggunakan metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara semi struktur serta observasi lapangan. Untuk mengupas fakta dan data mengenai proses konstruksi identitas masyarakat Budha di dalam MahaVihara Mojopahit.rnrnPenelitian ini menemukan temuan-temuan sebagai berikut: (1) Masyarakat Budha yang hidup dan tinggal dalam MahaVihara Mojopahit Trowulan merupakan manusia atau masyarakat yang berkelompok berdasarkan keyakinan, kepercayaan, iman terhadap sesuatu yang mereka percayai dan bersifat sakral bagi mereka, (2) Keberadaan masyarakat Budha dapat dilihat berupa simbol dan tanda, materi, pesan-pesan verbal dan non verbal, petunjuk berupa materi dan immaterial, bahkan sikap dan cara berpikir yang sifatnya abstrak. (3) bahwa masyarakat Budha yang hidup dalam MahaVihara Mojopahit hadir dan diakui karena: (a) secara biologis para anggota masyarakat Budha mampu berkembang dan bertahan, mempunyai jumlah tertentu, (b) secara sosiologis diterima oleh masyarakat Trowulan karena kehadiran masyarakat Budha tidak membawa bibit disintegrasi, (c) membentuk jaringan-jaringan komunikasi intrakelompok secara teratur, (d) mempunyai dan menentukan ciri masyarakat yang berbeda dengan masyarakat lain, (e) kadang-kadang mempunyai wilayah pengaruh dan kekuasaan.rnrnBertitik tolak dari penelitian ini, beberapa saran yang diperkirakan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas konstruksi identitas masyarakat Budha adalah (1) lebih terbuka dalam upacara seremonial agama, karena proses ini juga bisa berdampak pada pengkonstruksian identitas. (2) meski tergolong kaum minoritas, tetapi kekuatan budaya harus selalu ditumbuhkan, guna menghilangkan perasaan inferioritas budaya.rn
D-2013/KOM/040 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain