Skripsi
Hegemoni tokoh masyarakat tentang larangan pagelaran wayang dan pagelaran musik non relegi di Dusun Bapang Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang
Ada dua rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini, yaitu: (1) Apakah faktor yang menyebabkan masyarakat patuh terhadap larangan pagelaran wayang dan pagelaran musik non religi di Dusun Bapang Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang? (2) Bagaimana pandangan masyarakat Dusun Bapang tentang larangan pagelaran wayang dan pagelaran musik non religi di Dusun Bapang Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang?rnUntuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Jadi peneliti akan terjun langsung kelapangan dan melakukan penelitian ini dengan cara pengamatan dan wawancara mendalam dengan beberapa informan yang terkait dengan penelitian ini. Data yang diperoleh kemudian disajikan secara deskriptif dan dianalisis dengan teori hegemoni Antonio Gramsci.rnDari hasil penelitian ini ditemukan bahwa tokoh agama atau tokoh masyarakat mempengaruhi pemikiran masyarakat Bapang agar mempercayai mitos larangan pagelaran wayang dan pagelaran musik non religi, menurut tokoh agama para pendiri Dusun Bapang adalah seorang santri tidak rela jika Dusun yang dibangunnya digunakan sebagai tempat bermaksiat. Mitosnya jika larangan tersebut dilanggar maka orang tersebut akan terkena musibah dan kesialan dalam hidupnya (1) faktor penyebab larangan pagelaran wayang dan pagelaran musik non religi masih bertahan di Dusun Bapang adalah faktor kepercayaan terhadap leluhurnya, melihat pengalaman orang lain dan pendidikan yang rendah. (2) pandangan masyarakat dalam menyikapi adanya larangan tersebut ada yang percaya dan ada juga yang tidak. Masyarakat yang percaya adalah masyarakat yang mempercayai akan dampak negatif yang timbul setelah mementaskan pagelaran wayang maupun pagelaran musik non religi secara langsung. Sedangkan masyarakat yang tidak percaya adalah masyarakat yang menganggap bawha mitos larangan pagelaran wayang dan pagelaran musik non religi merupakan hal yang tidak bisa dibuktikan secara rasional dan tidak perlu dihubungkan dengan nasib seseorang.
D-2013/SOS/018 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain