Skripsi
Implementasi pembelajaran kontekstual dengan Learning Community pada mata pelajaran pendidikan agama Islam aspek akhlak kelas VIII D di SMP Negeri 2 Bantur Malang
Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah atau di madrasah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasalahan yang kurang menyenangkan. Seperti halnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah saat ini masih sebatas sebagai proses penyampaian “pengetahuan tentang Agama Islam.” Hanya sedikit yang arahnya pada proses internalisasi nilai-nilai Islam pada diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru masih dominan ceramah. Proses internalisasi tidak secara otomatis terjadi ketika nilai-nilai tertentu sudah dipahami oleh siswa. Artinya, metode ceramah yang digunakan guru ketika mengajar PAI berpeluang besar gagalnya proses internalisasi nilai-nilai agama Islam pada diri siswa. Oleh karena itu, maka diperlukan implementasi pembelajaran kontekstual dengan learning community dalam mata pelajaran PAI dengan maksud tidak hanya sebatas tahu akan tetapi mengetahui sekaligus memahami serta melakukan baik dengan cara saling sharing.rnDalam penelitian ini dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain: 1) Bagaimana implementasi pembelajaran kontekstual dengan learning community pada mata pelajaran pendidikan agama islam aspek akhlak? 2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat/ kendala yang dihadapi? 3). Bagaimana solusi dari kendala tersebut?rnDalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dimana analisisnya menggunakan jenis deskriptif dan data yang diperoleh melalui beberapa teknik diantaranya adalah observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.rnBerdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jawaban rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Implementasi pembelajaran kontekstual dengan learning community pada mata pelajaran PAI dilaksanakan secara sistematis akan tetapi masih kurang sempurna karena masih ada kendala siswa. 2) Adapun faktor pendukung antara lain sarana dan prasarana, peran pendidik, dan peserta didik, sedangkan faktor penghambat/kendala adalah siswa atau peseta didik itu sendiri. 3) Solusi atau upaya untuk mengatasinya adalah dengan mengadakan pelajaran intensif pengetahuan agama pada siswa dan untuk yang kurang bercaya diri dengan cara sering ditunjuk ke depan kelas serta mengadakan diskusi dengan mencatat nama serta pendapatnya. rn
T-2013/PAI/158 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain