Artikel
Aplikasi Imkam al-Ru'yah Perspektif Fikih dan Astronomi di Indonesia.
Salah satu metode moderat untuk menentukan awal bulan adalah imkam al-ru’yah. Akan tetapi disayangkan belum ada kesepakatan mengenai criteria imkam al-ru’yah dikalangan umat Islam.Oleh karena itu, ulama’ menghendaki agar criteria imkan al ru’yah dikembangkan dengan mengunakan penelitian ilmiah yang sistematis . Variable yang sangat penting dalam kaitannya dengan criteria imkam al-ru’yah adalah ketebalan atmorfer yang ternyata berbeda-beda pada tiap lawasan. Ketebalan atmorfer daerah katulistiwa tidak sama dengan ketebalan Negara-nrgara lain ynag jauh dari khatulistiwa, sehingga standarisasi imkam al-ru’yah di Indonesia sangat boleh jadi berbeda dari Negara lain yang jauh dari khatulistiwa. Tulisan ini membahas aplikasi imkan al-ruyah di Indonesia dalam perspektif fikih dan astronomi. Dengan pendekatan “sains cum doktriner”, penelitihan ini menemukan: Pertama, dalam perspektif fikih, ada bebrapa variable imkan al-ru’yah yaitu hisab, ufuk, hilal dan kesaksian, dan sudut ketinggian bulan, sudut ketinggian bulan bagi imkan al-rukyah dalam perspektif fikih, adalah >2 derajat dan elongasi > 3,6 derajat. Kedua, dalam perspektif astronomi, kreteria amkan al-ru’yah diformulasikan dengan ketinggian > 3,7 derajat dan elongasi > 5,5 derajat. Ketiga, Aplikasi criteria imkan al-rukyah yang memungkinkan dapat diterima dalam perspektif astronomi dan fikih adalah ketinggian > 2,7 derajat dan elongasi > 5,5 derajat.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain