Skripsi
Hadis tentang mandi bagi wanita istihadah dalam Shahih al Bukhari NO. Indeks 327 dan Sunan Abu Dawud NO. Indeks 296 : Kajian mukhtalif al Hadis
Berangkat dari perbedaan pendapat antar ulama mengenai wanita yangrnmengalami istih{a>d{ah, bahwasannya wanita mustah{a>d{ah diperintahkan mandi setiaprnakan salat atau mandi satu kali untuk dua salat. Perbedaan ini bermula dari beberaparnhadis terkait dengan masalah ini. Oleh karena itu, masalah yang diteliti dalamrnpenelitian ini adalah: 1) Bagaimana kualitas sanad dan matn hadis yangrnmemerintahkan mandi setiap akan salat?, 2) Bagaimana kualitas sanad dan matnrnhadis yang memerintahkan mandi satu kali untuk dua salat?, 3) Bagaimanarnpenyelesaian hadis yang memerintahkan mandi setiap akan salat dan mandi satu kalirnuntuk dua salat bagi wanita yang mengalami istih{a>d{ah?.rnTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas sanad dan matn hadisrnyang memerintahkan mandi setiap akan salat dan mandi satu kali untuk dua salat sertarnpenyelesaiannya di antara dua hadis yang bertentangan tentang mandi bagi wanitarnistih{a>d{ah.rnDalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini bersifat kepustakaanrn(library research). Jadi, pengumpulan data diperoleh dengan meneliti kitab al-jami’rnal-S{ah{i>h{ al-Bukha>ri dan Sunan Abu> Da>wu>d, serta dibantu dengan kitab standarrnlainnya, kemudian dianalisa dengan menggunakan metode takhrij, kritik sanad danrnmatn kemudian penyelesaiannya dengan menggunakan ilmu Mukhtalif al- H{>adi>s.rnPenelitian ini dilakukan karena terdapat dua hadis yang bertentangan tentangrnmandi bagi wanita istih{a>d{ah, karena terdapat teori yang mengatakan bahwa apabilarnterdapat dua hadis yang s{ah{i>h{, maka tidak mungkin bertentangan, kemudianrndilakukan juga penelitian kualitas terhadap ke dua hadis baik yang memerintahkanrnmandi setiap akan salat maupun mandi satu kali untuk dua salat.rnKesimpulan dari penelitian ini yaitu kualitas hadis tentang mandi setiap akanrnsalat dan mandi satu kali untuk dua salat adalah s{ah{i>h{ lidhatihi ma’mul bih, karenarnstatusnya sama-sama s{ah{i>h{ , maka metode yang digunakan dalam menyelesaikanrnperbedaan hadis tersebut yaitu metode al-jam’u wa al- taufi>q.
U-2014/TH/020 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain