Skripsi
Kategorisasi Tuna Wisma dalam kelompok Ibn al Sabil menurut Yusuf al Qaradhawi dalam karyanya kitab fiqh al zakah
Penelitian ini didasari adanya pendapat Yusuf Al-Qaradhâwi yang rnmemasukkan para tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok Ibn al- rndi masa sekarang. Menurutnya, tunawisma masuk ke dalam Ibn al- karena rnpara tunawisma merupakan anak dari jalanan, karena ayah dan ibu mereka adalah rnjalan. Uniknya, para tunawisma tersebut dapat diberi zakah akibat sifat ibn al- rnsabil dan sifat faqir. Dari pemberian akibat sifat Ibn al-, tunawisma dapat rndiberikan sesuatu yang dapat mengeluarkan mereka dari jalanan, semisal rnmemberikan tempat tinggal yang layak. Sedangkan dari akibat sifat faqir, maka rnmereka dapat diberikan sesuatu yang dapat memenuhi atau mencukupi rnpenghidupannya tanpa berlebihan atau kekurangan. Padahal dalam konteks rnpendapat ulama, pemberian kepada Ibn al- hanya sebatas pada kebutuhan rnyang diperlukan oleh Ibn al- dalam perjalanan. Oleh sebab itu, perlu kiranya rndiadakan penelitian terkait dengan pendapat Yusuf Qardhâwi tentang tunawisma rnsebagai penerima zakat dari kelompok Ibn al-. rnRumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: a)Bagaimana rnanalisis terhadap istinbath hukum Yusuf Al- tentang tunawisma rnsebagai penerima zakat dari kelompok Ibn al-dalam Kitab Fiqh Al-Zakah ?. rnb) Mengapa Yusuf Qardhâwi menjadikan tunawisma sebagai penerima dari rnkelompok Ibn al- dan bagaimana istinbath hukum yang dilakukan oleh beliau rndalam pendapatnya tersebut. rnJenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Sumber bahan primer rndalam penelitian ini adalah pendapat Yusuf Al-yang tertulis dalam rnKitab Fiqh al-Zakah. Sedangkan data sekundernya meliputi data-data yang rnberhubungan dengan teori Ibn al- dan tunawisma. Analisis penelitian ini rndilakukan dengan menggunakan metode analisis deskripsi. rnHasil yang didapat dari penelitian ini adalah pendapat Yusuf Al- mengenai masuknya tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok rnIbn al- kurang sesuai dan kurang dapat diterima. Penyebabnya di antaranya rnadalah sebagai berikut: a) Esensi dan sifat tunawisma tidak memenuhi kriteria Ibn rnal-. b) Pemberian zakat yang disarankan Yusuf Al- lebih rncenderung pada penghilangan kefakiran daripada menghilangkan kebutuhan rnbekal. Meski demikian, pendapat Yusuf Al- akan dapat dijadikan rnsebagai pengembangan fiqh terutama terkait dengan tunawisma sebagai penerima rnzakat. Dari pendapat tersebut dapat dibuat pengembangan klasifikasi tunawisma rnsebagai penerima zakat sebagai berikut: a) Bagi tunawisma yang terlantar di rnjalanan dan masih memiliki sanak saudara, maka mereka dapat disebut sebagai Ibn rnal- dan berhak menerima zakat berupa biaya kepulangan ke daerah asalnya. rnb) Bagi tunawisma yang terlantar di jalanan dan tidak memiliki sanak saudara rnlagi, maka mereka dapat dimasukkan ke dalam penerima zakat dari kelompok rnfakir dan miskin. Oleh sebab itu dapat diberikan zakat berupa pemberian rumah rntinggal dan atau kebutuhan mata pencaharian untuk mencukupi kebutuhan rnhidupnya. Istimbath hukum yang dilakukan oleh Yusuf Al- hanya rnmendasarkan pada kesamaan keadaan yang dialami oleh tunawisma dengan rnmakna harfiah Ibn al-. Sedangkan esensi sifat yang terkandung dalam Ibn al- dan tunawisma tidak dijadikan sebagai acuan dalam membandingkan rnpenentuan status tunawisma yang berdampak pada masuknya tunawisma ke dalam rnkelompok Ibn Al- sebagai penerima zakat. rnKata kunci: Tunawisma; Ibn al-; Zakat; hukum zakat
S-2014/M/063 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain