Skripsi
Peningkatan harga diri (Self Esteem) siswa melalui terapi rasional emotif: Studi kasus pada siswa X di SMK Sabilul Muttaqin Margoagung Sumberejo Bojonegoro
Dalam skripsi ini membahas tentang studi kasus siswa yang meliputi identifikasi kasus siswa yang memiliki harga diri rendah, diagnosis dan prognosis kasus siswa, pelaksanaan terapi/konseling rasional emotif berikut evaluasi dan tindak lanjutnya. rnSkripsi ini merupakan penulisan deskriptif kualitatif yang menggunakan metode pengumpulan data: observasi, interview, skala angket dan dokumentasi. Dan adapun yang menjadi informan penulisan dalam penulisan ini adalah dan siswa X serta beberapa informan yang terkait dan mengenal siswa X. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu data-data yang penulis peroleh disusun secara sistematis dan terperinci sesuai dengan kerangka penulisan kemudian menginterpretasikannya dan menyimpulkan secara induktif.rnDari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, langkah identifikasi kasus siswa X yang mempunyai tingkat harga diri (self esteem) rendah, siswa X mempunyai keputusasaan dan tidak mempunyai semangat dalam belajar hal ini disebabkan karena ketidakyakinannya terhadap diri sendiri, siswa X juga punya perasaan tidak diperhatikan oleh orang tuanya sehingga melarikan sikap kearah negatif. Kedua, langkah diagnosa yaitu dengan menggunakan skala harga diri (self esteem) dan melalui teknik wawancara langsung dengan klien, dari hasil tersebut di ketahui bahwa klien mempunyai masalah rendahnya harga diri dengan ciri-ciri sebagai berikut: tidak mempunyai kepercayaan diri, sulit dalam mengadakan hubungan sosial, merasa tidak diperhatikan dan sulit untuk mengekspresikan diri. Ketiga, langkah prognosis yaitu alternatif yang digunakan dalam menangani anak yang mempunyai harga diri rendah ini dengan menggunakan terapi rasional emotif, yang bertujuan untuk merubah pikiran irrasional siswa kearah yang rasional. Keempat, langkah treatment yaitu: pertama, mengingatkan klien bahwa perilakunya akibat dari pikiran negatifnya, kedua adalah membawa klien pada tahap kesadaran dengan menunjukkan bahwa dia sekarang mempertahankan gangguan-gangguan emosional untuk tetap aktif dengan terus-menerus berfikir secara tidak logis, ketiga konselor berusaha memperbaiki pikiran-pikiran irrasional klien, keempat, konselor menantang klien untuk mengembangkan pikiran rasionalnya dengan memberikan tugas. Kelima, langkah evaluasi dan follow up dengan melakukan post test dan observasi, dari hasil evaluasi tersebut dikatakan berhasil meski tidak seratus persen hal ini terlihat perubahan dalam diri klien/siswa, siswa X tampak bisa lebih percaya diri dan mempunyai semangat belajar kembali serta mampu bersosialisasi baik dengan temannya.rn
T-2013/KI/018 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain