Artikel
Pasraman sebagai Media Pembentuk Identitas Pasca Konflik (Studi terhadap Internalisasi Tri Hita Karana pada Masyarakat Balinuraga Lampung Selatan)
Penggunaan identitas etnik sebagai “modus kami” (we-object) adalah salah satu faktor kerawanan konflik yang terjadi di Lampung,terutama pada konflik Balinuraga Lampung Selatan, Oktober 2012. Makalah ini berupaya mengkaji strategi pembentukan identitas masyarakat Balinuraga sebagai Bali Hindu yang ramah dan terbuka.Media utama yang dibentuk pasca konflik adalah pasraman
. Pembentukan identitas melalui pasraman dilakukan dengan cara internalisasi nilai-nilai kultural keagamaan tentang harmoni sosial yang dalam konteks
ajaran Hindu berupa konsep Tri Hita Karana . Studi ini memperlihatkan bahwa
berperan sebagai lembaga keagamaan dalam pembentukan identitas berdasar konsep Tri Hita Karana berupa harmonisasi hubungan antara Tuhan,manusia, dan alam. Strategi yang dilakukan melalui kirtanam ,seloka , dan pembacaan
kitab suci,sarana upakara, seka gong yang berlangsung secara intensif. Upaya
ini mampu menjembatani kesenjangan kehidupan keagamaan yang semula hanya menekankan aspek ritual, menjadi keseimbangan antara aspek ritual tersebut
dengan ajaran moral dan etik ke-Hindu-an.
Har 20160178 | J 200 Har | Perpustakaan A. Yani | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain